Pengertian
umum hernia,
kata dr.H.
Muljono
Wirjodiarjo,
SpA(K) dari RS Internasional Bintaro,
adalah perpindahan isi
suatu ruangan ke
ruangan lain melewati
dinding pemisah.
“Biasanya dari ruangan yang tekanannya tinggi
ke ruangan yang
tekanannya rendah.”
Pada tubuh manusia,
hernia terjadi pada
rongga-rongga yang rawan terjadi seperti
itu. Antara rongga dada
dan rongga perut
terdapat sekat yang
disebut diafragma.
Bisa terjadi, karena
tekanannya tinggi, isi perut kemudian
mendesak ke rongga
dada sehingga
mendesak paru-paru.
Nah, antara rongga
perut dan rongga kemaluan juga
terdapat rongga.
Biasanya, karena
tekanan di rongga
perut tinggi, maka isi
rongga perut turun ke rongga kemaluan.
Hernia inilah yang
umum dikenal
masyarakat. “Ini biasa disebut
hernia inguinal dan
populer terjadi pada
anak.” Dulu, terang
Muljono, penyakit ini
biasanya tidak segera ditangani, sehingga
akan berlanjut sampai
dewasa. “Tetapi ada
juga hernia yang
menyerang orang
dewasa yang biasa mengangkat beban-
beban berat. Istilahnya
turun berok atau
burut,” lanjut Muljono. Di bawah satu tahun Jadi, jelaslah kini bagi
kita bahwa hernia
inguinal terjadi di
daerah selangkangan.
Hal ini terjadi karena
dinding pembatasnya lemah, sehingga isi
perut bisa menembus
ke rongga buah zakar
(scrotum) . Biasanya,
lanjut Muljono,
awalnya hanya berupa benjolan di atas paha
bagian dalam. Benjolan
ini keras, seringkali
berwarna biru, dan jika
disentuh terasa sakit.
Gejalanya, anak tiba- tiba menjerit kesakitan
tanpa sebab, meski
ada juga yang tidak
terasa sakit.
“Seringkali ini muncul
di paha sebelah kanan dan lebih banyak
terjadi pada anak laki-
laki.” Benjolan ini biasanya
baru muncul saat isi
perut belum mencapai
scrotum . Tetapi, bisa
saja karena tekanan
tinggi atau dinding lemah, isi perut masuk
ke dalam scrotum.
“Saat masuk, terasa
sakit. Tetapi saat anak
tenang, kadang-kadang
hilang lagi.” Lama- lama, usus akan masuk
atau berpindah tempat
ke scrotum. “Jika ini yang terjadi,
akan sulit untuk
kembali dan gejala
yang timbul akan lebih
sakit.” Munculnya
benjolan ini bisa saja merupakan bawaan
sejak lahir. Ada juga
yang muncul dua tiga
minggu, atau beberapa
bulan setelah lahir.
Jika ringan, munculnya benjolan biasanya agak
lambat. “Biasanya
muncul muncul di
bawah usia setahun.
Jika setelah satu
tahun enggak muncul, maka biasanya nggak
terjadi seterusnya,”
terang Muljono. Pada anak yang masih
belum bisa berjalan,
barangkali
kemungkinan hernia
tidak begitu menonjol,
meskipun ada. Aktifitas fisik sangat
mempengaruhi.
Semakin besar anak,
tenaganya pun semakin
kuat, sehingga tekanan
dalam rongga perut lebih besar. “Jadi,
hilang munculnya
hernia ini karena
perbedaan tekanan
yang muncul,” ujar
Muljono. Karena itu, orang tua harus lebih
rajin memperhatikan
anak berusia setahun
atau yang sudah mulai
berjalan. “Misalnya,
sehabis lari-lari tiba- tiba anak menangis.
Perhatikan apakah ada
benjolan. Ada lagi kejadian,
anak terkena flu dan
batuk keras kemudian
hernianya muncul.
Dengan batuk, tekanan
dalam perut menguat. Sehingga, hernia yang
selama ini tidak
muncul, tiba-tiba
muncul,” jelas Muljono. Buah zakar terlambat
turun Yang harus
diperhatikan, lanjut
Muljono, ada keadaan
mirip seperti hernia
yang sangat perlu
diketahui oleh orang tua. Benjolan yang
muncul di lipatan
antara paha dan perut
seringkali bukan
hernia. “Ini adalah
buah zakar yang terlambat turun.
Seringkali pada bayi
memang ada keadaan
dimana salah satu
buah zakar turun dan
salah satunya belum, atau kadang-kadang
keduanya belum turun
(retensio testis) . Nah, seringkali orang
keliru dan dianggap
sebagai hernia.” Oleh
karena itu, dalam
keadaan demikian
sebaiknya orang tua lebih teliti lagi
terhadap anak.
“Kantung buah zakar
anak harus diperiksa,
apakah buah zakar
sudah ada atau belum. Kalau belum ada
berarti memang belum
turun,” ujar Muljono. Yang tak kalah
pentingnya untuk
diketahui, daerah
sekitar antara perut
dan paha merupakan
daerah yang gampang terinfeksi. Apalagi
pada anak yang gemuk.
Mungkin sehabis pipis
atau buang air besar,
popok atau celananya
tidak diganti, sehingga kemudian terjadi bisul
atau abses yang pada
awalnya seperti hernia. “Bisul ini kalau diraba
terasa sakit. Meski
jarang terjadi, tetapi
harus hati-hati.” Bisul
ini biasanya nyerinya
bukan main dan setiap hari semakin besar
dan merah. “Pada
umumnya kalau
dipegang juga terasa
agak hangat. Anak juga
nangis terus-terusan,” lanjut Muljono. Segera ditangani
dokter Dulu, jika masih
berupa benjolan kecil,
seringkali ditunggu
karena diharapkan
akan sembuh sendiri.
“Tetapi sekarang tidak lagi. Biasanya akan
segera ditangani,
karena operasinya pun
bukan operasi berat.
Begitu muncul, dokter
sering menganjurkan supaya dioperasi saja,
apalagi kalau sampai
anak kesakitan.”
Sebaiknya, begitu
curiga, anak segera
dibawa ke dokter. “Kita lihat benjolan di
batas perut dan paha.
Kemudian yang juga
dilihat adalah kantung
scrotum . Biasanya
jika isi perut sudah turun, kantung buah
zakar akan menjadi
besar, berwarna biru
dan keras.” Biasanya
dokter yang sudah
terlatih akan dengan mudah mengembalikan
isi perut dari kantung
buah zakar ke atas.
“Tetapi ini memerlukan
teknik khusus. Kalau
tidak justru akan berbahaya, karena
kalau dipijit-pijit terus
akan semakin
membengkak. “Jadi,
orang awam sebaiknya
tidak segera memasukkan sendiri,”
ujar Muljono. Tetapi, ingat Muljono,
orang tua perlu pula
hati-hati dalam
mengenali scrotum
yang membesar,
karena ada juga keadaan lain dimana
buah zakar membesar
sebelah karena berisi
air. “Ini terjadi jika
buah zakar
mengandung air, sehingga salah satunya
akan membesar karena
berisi air yang dikenal
dengan hidrocel
testis.” Kadang-kadang, kalau
tidak berpengalaman,
sulit membedakan
antara hernia dengan
hidrocel testis.
“Tetapi, biasanya ini akan mengecil sendiri.
Jadi, jangan coba-coba
misalnya untuk
menyedot cairan
selama tidak terlalu
besar. Sebab, kadang- kadang, disangka
hidrocel testis
kemudian ditusuk,
ternyata hernia. Jadi,
harus betul-batul hati-
hati dalam membedakan antara
hernia dengan keadaan
lain tadi.” Nah, hidrocel testis
inilah yang berkaitan
dengan kesuburan
seorang pria kelak.
Penyebabnya, hernia
yang didiamkan akan membuat buah zakar
tergencet dan
membuat fungsinya
buruk. “Tetapi secara
umum, tidak akan
terjadi, kok, jika ditangani dengan
baik.” Agar segera
terdeteksi, secara
umum, orang tua harus
concern terhadap
tubuh anak. Jadi, pada
saat memandikan atau menggantikan popok,
orang tua harus
waspada, apakah ada
benjolan atau tidak di
daerah antara paha
dan perut. Seringkali, ada orang tua yang
tidak begitu perhatian
dan tidak tahu terjadi
perubahan pada tubuh
anaknya. “Tahu-tahu sudah
berat. Padahal,
menurut pengalaman,
gejala hernia sudah
akan muncul sejak
awal,” ujar Muljono. Nah, mulai sekarang,
bukan cuma tingkah
laku si kecil saja yang
harus diamati, tetapi
juga dengan perubahan
tubuhnya.
Hasto Prianggoro /
nakita
Setelah baca blogku, saya minta tolong kepada anda untuk klik salah satu tombol berikut ini ya :)