Rupiah Melemah, Industri Mobil Rawan Terhantam
25 Agustus 2013 Tinggalkan komentar
Terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS baru rawan menghantam industri otomitif dalam enam bulan. Karena itu, pelaku industri berharap
pemerintah segera mengatasi krisis
ini. Menurut Komisaris Utama PT.
Indomobil Sukses Internasional (TBK)
Soebronto Laras, meski nilai tukar
rupiah telah mencapai Rp11.000 per
dolar AS, pelemahan ini masih bisa
diserap perusahaan, sehingga
harga mobil belum perlu naik.
“Dampaknya akan terasa 6 bulan
lagi,” katanya.
Karena itu, dia yakin target
penjualan kendaraan sebanyak 1,2
juta unit pada tahun ini bakal
tercapai. Ini bukan tanpa alasan,
karena pada semester pertama
saja penjualan mobil sudah
menembus 700 unit.
Artinya, bila terjadi penurunan di
semester dua, target itu masih
mudah dilalui. Apalagi tren tahun-
tahun sebelumnya bila semester dua
penjualan mobil makin ramai.
“Penjualan ini masih bagus dari
tahun lalu yang hanya 1,1 juta unit,”
katanya.
Sebelumnya, Gubernur Bank
Indonesia, Agus Martowardojo,
mengatakan tekanan terhadap
rupiah akan terus berlangsung
dalam dua minggu ke depan.
Pemerintah akan mempersiapkan
diri menghadapi gelombang
tekanan di pasar uang dan pasar
modal Indonesia.
Agus menyatakan, Bank Indonesia
akan menjaga liability valuta asing,
kualitas aset, dan mengelola utang
luar negeri. Ia juga meminta sektor
perbankan untuk menjaga dan
mengelola dana nasabah dengan
baik.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) juga sudah meminta seluruh
pelaku usaha di Indonesia tidak
melakukan pemutusan hubungan
kerja (PHK). Meskipun saat ini
ekonomi Indonesia sedang
mengalami guncangan.
© VIVA.co.id